Kamis, 27 Februari 2014

“Sabu” Bukan Narkotika Tetapi Salah Satu Pulau di Indonesia



Yang kita tahu selama ini sabu merupakan Narkotika yang tidak boleh dikonsumsi. Tapi “sabu” itu adalah salah satu pulau yang indah dan belum banyak orang yang mengetahui pulau yang bertempat di wilayah kepulauan NTT.

Sabu-sabu

Rasanya hanya sebagian kecil dari orang Indonesia bahkan orang NTT yang mengenal kedua pulau ini. Adalah Pulau Sabu dan Pulau Raijua. Sebab letakanya terpencil. Sulit dijangkau karna dua pulau ini memang diciptakan Tuhan, seperti terjebak samudra.

Alamnya masih perawan. Belum tersentuh. Masih utuh. Masih bersih. Air laut dan pantai masih terlihat indah. Ibarat perawan yang sedang mandi dalam jebakan samudra.

Sebab itu tadi, Sabu dan Raijua yang merupakan bagian dari wilayah kepualaun Nusa Tenggara Timur itu berbatasan dengan lautan dan samudra. Lihat saja, Utara, Barat dan Laut ada Laut Sawu, sementara selatan ada Samudra Hindia. Benar-benar pulau yang terjebak diantara lautan samudra. Menakjubkan.

Pulau Sabu dan Pulau Raijua adalah dua pulau kecil yang merupakan wilayah dari pemerintahan Kabupaten Sabu Raijua, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten ini dimekarkan dari Kabupaten Kupang pada 26 November 2008 lalu. Terdiri dari 6 kecamatan yaitu Kecamatan Sabu Barat, Sabu Tengah, Sabu Timur, Hawu LiaE, Hawu Mehara, dan Kecamatan Raijua.

Pulau Sabu

Kabupaten Sabu Raijua (Sarai) memiliki jumlah penduduk sekitar kurang lebih 75.000 orang dengan luas wilayah sekitar 467 Km2 Pulau Sabu dan Raijua memiliki satu Bahasa daerah (Bahasa Sabu) dan memiliki 5 dialek berbeda. Untuk komunikasi sehari-hari, orang di pulau ini biasanya menggunakan bahasa Melayu Kupang dan daerah Sabu dengan dialeknya masing-masing.

Letak Pulau Sabu dan Raijua yang jauh dari Kota dan Pulau-pulau besar di NTT, seakan membuat keduanya tersesat dalam kesendirian di tengah samudra. Meskipun di kedua pulau ini sudah ada tiga dermaga dan satu lapangan udara kecil untuk pesawat merpati kecil, tapi tetap saja keduanya terisolir pada bulan-bulan tertentu, yaitu sekitar bulan November-Januari.

Pada bulan-bulan itu biasanya cuaca tidak bersahabat dan gelombang laut bisa mencapai 3-7 meter sehingga membuat Kapal Fery penyebrangan antyar pulau milik ASDP yang merupakan alat transportasi utama warga pulau ini tidak beroperasi seperti biasa.

Alternatifnya yaitu dengan menggunakan pesawat, tapi karena pesawat yang beroperasi ke pulau Sabu hanya pesawat kecil berkapasitas sekitar 20 orang. Maka otomatis orang-orang yang ingin masuk ataupun keluar dari kedua pulau ini menjadi tersendat. Sungguh ironis memang.

Waktu yang ideal untuk mengunjungi Pulau Sabu dan Pulau Raijua adalah pada bulan February-Oktober. Untuk ke Pulau Sabu yang merupakan pulau terbesar di kabupaten ini, bisa ditempuh Dengan menggunakan kapal Fery anda akan menempuh perjalanan sekitar 13 jam dari dermaga Bolog di Kota Kupang, atau sekitar 12 jam dari Kota Waingapu (Kabupaten Sumba Barat) dan sekitar 13 jam dari Kota Ende (Kabupaten Ende).

Sedangkan dengan menggunakan pesawat, memakan waktu perjalanan sekitar 30 menit yang hanya bisa ditempuh dari Bandara El-Tari Kota Kupang menuju Lapangan Udara Terdamu di Kecamatan Sabu Barat. Untuk ke Pulau Raijua sendiri hanya bisa ditempuh dari dermaga seba di pulau sabu menggunakan kapal kayu dan memakan waktu sekitar 1,5-2 jam.

Terlepas dari segala kesusahannya, Pulau Sabu dan Raijua ternyata masih menyimpan pesona keindahan yang tidak mudah anda temukan di tempat lain. Meskipun kondisi tanah di kedua pulau ini tergolong tandus, tapi Air lautnya yang jernih dan pasir putih yang mengintari hampir seluruh bibir pantai kedua pulau ini seolah menjadi pesona tersendiri dari keduanya.

Tidak mesti pergi mencari-cari tempat lagi untuk menikmati keindahan pantai di kedua pulau ini, karena cukup pergi ke pantai mana saja maka disitu tersaji keindahan pantai pasir putih yang benar-benar masih “Perawan”.  Satu lagi, semuanya masih gratis.

Bisa dibilang pantai di Pulau Sabu dan Pulau Raijua tak kalah indah dibandingkan dengan Pantai Kuta, Pantai Sanur dan Senggigi  yang sangat tersohor itu, hanya saja keduanya kalah telak dalam hal fasilitas. Semoga saja dengan dimekarkannya Sabu dan Raijua menjadi daerah otonom sendiri, fasilitas penunjang pariwisata kedua pulau ini menjadi lebih diperhatikan.

Selain menikmati pesona keindahan pantainya, anda juga bisa menikmati wisata budaya seperti tarian daerah, jalan-jalan melihat situs adat, kegiatan upacara adat serta membeli berbagai souvenir tradisional khas Pulau Sabu dan Raijua untuk dijadikan kenang-kenangan.
 
Bagi yang suka berpetualang melihat pesona keindahan alam dan budaya Indonesia yang masih “Perawan” dan tersembunyi, maka berlibur ke Pulau Sabu dan Pulau Raijua adalah sebuah pilihan yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar