Yang
kita tahu selama ini sabu merupakan Narkotika yang tidak boleh dikonsumsi. Tapi
“sabu” itu adalah salah satu pulau yang indah dan belum banyak orang
yang mengetahui pulau yang bertempat di wilayah kepulauan NTT.
Sabu-sabu |
Rasanya
hanya sebagian kecil dari orang Indonesia bahkan orang NTT yang mengenal kedua
pulau ini. Adalah Pulau Sabu dan Pulau Raijua. Sebab letakanya terpencil. Sulit
dijangkau karna dua pulau ini memang diciptakan Tuhan, seperti terjebak
samudra.
Alamnya masih perawan. Belum tersentuh. Masih utuh.
Masih bersih. Air laut dan pantai masih terlihat indah. Ibarat perawan yang
sedang mandi dalam jebakan samudra.
Sebab itu tadi, Sabu dan Raijua yang merupakan bagian
dari wilayah kepualaun Nusa Tenggara Timur itu berbatasan dengan lautan dan
samudra. Lihat saja, Utara, Barat dan Laut ada Laut Sawu, sementara selatan ada
Samudra Hindia. Benar-benar pulau yang terjebak diantara lautan samudra.
Menakjubkan.
Pulau Sabu dan Pulau Raijua adalah dua pulau kecil
yang merupakan wilayah dari pemerintahan Kabupaten Sabu Raijua, Propinsi Nusa
Tenggara Timur. Kabupaten ini dimekarkan dari Kabupaten Kupang pada 26 November
2008 lalu. Terdiri dari 6 kecamatan yaitu Kecamatan Sabu Barat, Sabu Tengah,
Sabu Timur, Hawu LiaE, Hawu Mehara, dan Kecamatan Raijua.
Pulau Sabu |
Kabupaten Sabu Raijua (Sarai) memiliki
jumlah penduduk sekitar kurang lebih 75.000 orang dengan luas wilayah sekitar
467 Km2 Pulau Sabu dan Raijua memiliki satu Bahasa daerah (Bahasa Sabu) dan
memiliki 5 dialek berbeda. Untuk komunikasi sehari-hari, orang di pulau ini
biasanya menggunakan bahasa Melayu Kupang dan daerah Sabu dengan dialeknya
masing-masing.
Letak Pulau Sabu dan Raijua yang jauh dari Kota dan
Pulau-pulau besar di NTT, seakan membuat keduanya tersesat dalam
kesendirian di tengah samudra. Meskipun di kedua pulau ini sudah ada tiga
dermaga dan satu lapangan udara kecil untuk pesawat merpati kecil, tapi tetap
saja keduanya terisolir pada bulan-bulan tertentu, yaitu sekitar bulan
November-Januari.
Pada bulan-bulan itu biasanya cuaca tidak bersahabat
dan gelombang laut bisa mencapai 3-7 meter sehingga membuat Kapal Fery
penyebrangan antyar pulau milik ASDP yang merupakan alat transportasi utama
warga pulau ini tidak beroperasi seperti biasa.
Alternatifnya yaitu dengan menggunakan pesawat, tapi
karena pesawat yang beroperasi ke pulau Sabu hanya pesawat kecil berkapasitas
sekitar 20 orang. Maka otomatis orang-orang yang ingin masuk ataupun keluar
dari kedua pulau ini menjadi tersendat. Sungguh ironis memang.
Waktu yang ideal untuk mengunjungi Pulau Sabu dan
Pulau Raijua adalah pada bulan February-Oktober. Untuk ke Pulau Sabu yang
merupakan pulau terbesar di kabupaten ini, bisa ditempuh Dengan menggunakan
kapal Fery anda akan menempuh perjalanan sekitar 13 jam dari dermaga Bolog di
Kota Kupang, atau sekitar 12 jam dari Kota Waingapu (Kabupaten Sumba Barat) dan
sekitar 13 jam dari Kota Ende (Kabupaten Ende).
Sedangkan dengan menggunakan pesawat, memakan waktu
perjalanan sekitar 30 menit yang hanya bisa ditempuh dari Bandara El-Tari Kota
Kupang menuju Lapangan Udara Terdamu di Kecamatan Sabu Barat. Untuk ke Pulau
Raijua sendiri hanya bisa ditempuh dari dermaga seba di pulau sabu menggunakan
kapal kayu dan memakan waktu sekitar 1,5-2 jam.
Terlepas dari segala kesusahannya, Pulau Sabu dan
Raijua ternyata masih menyimpan pesona keindahan yang tidak mudah anda temukan
di tempat lain. Meskipun kondisi tanah di kedua pulau ini tergolong tandus,
tapi Air lautnya yang jernih dan pasir putih yang mengintari hampir seluruh
bibir pantai kedua pulau ini seolah menjadi pesona tersendiri dari keduanya.
Tidak mesti pergi mencari-cari tempat lagi untuk
menikmati keindahan pantai di kedua pulau ini, karena cukup pergi ke pantai
mana saja maka disitu tersaji keindahan pantai pasir putih yang benar-benar
masih “Perawan”. Satu lagi, semuanya masih gratis.
Bisa dibilang pantai di Pulau Sabu dan Pulau Raijua
tak kalah indah dibandingkan dengan Pantai Kuta, Pantai Sanur dan
Senggigi yang sangat tersohor itu, hanya saja keduanya kalah telak
dalam hal fasilitas. Semoga saja dengan dimekarkannya Sabu dan Raijua menjadi
daerah otonom sendiri, fasilitas penunjang pariwisata kedua pulau ini menjadi
lebih diperhatikan.
Selain menikmati pesona keindahan pantainya, anda juga
bisa menikmati wisata budaya seperti tarian daerah, jalan-jalan melihat situs
adat, kegiatan upacara adat serta membeli berbagai souvenir tradisional khas
Pulau Sabu dan Raijua untuk dijadikan kenang-kenangan.
Bagi yang suka berpetualang melihat pesona keindahan alam dan budaya Indonesia yang masih “Perawan” dan tersembunyi, maka berlibur ke Pulau Sabu dan Pulau Raijua adalah sebuah pilihan yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar