Goa penuh
tengkorak manusia ditemukan di desa Purau, Kolaka dan di desa Lawolatu, Kolaka
Utara Sulawesi Tenggara, oleh peneliti dari tim Balai Pelestarian Cagar Budaya
dan Universitas Hasanuddin Makassar, yang meneliti tengkorak manusia di dalam
goa di desa Purau, Kolaka, serta tim ekspedisi NKRI koridor Sulawesi tahun 2013
Subkorwil IX/Kolaka, Sulawesi Tenggara yang menemukan tengkorak manusia di
dalam goa di desa Lawolatu, mengatakan bahwa ternyata goa tersebut merupakan
kuburan bagi para bangsawan suku Mekongga yang diperkirakan sekitar abad 14 M.
Dari penelitian yang dilakukan dan informasi yang dihimpun dari penduduk sekitar lokasi penemuan, dan juga ditemukannya petimati di dalam goa, bahwa petimati tersebut oleh suku Tolaki Mekongga disebut sebagai "soronga". Soronga adalah sebutan untuk petimati bagi masyarakat suku Mekongga yang merupakan suku asli di Kolaka dan Kolaka Utara.
Selain
petimati dan tengkorak juga ditemukan benda-benda seperti guci keramik,
manik-manik, koin-koin dari masa hindu-budha (dugaan dari Sriwijaya atau
Majapahit) dan lain-lain yang sama tuanya dengan usia tengkorak di dalam goa.
Suku
Mekongga sejak zaman dahulu melakukan penguburan menggunakan soronga sebagai
petimati. Apabila ada anggota suku yang meninggal, akan dilakukan upacara
sambil mengeringkan mayat dan cairan yang keluar dari mayat ditampung ke dalam
guci. Setelah mayat mengering dan menjadi tulang belulang, maka dibawa ke dalam
goa, dan dimasukkan ke dalam peti mati.
Sebenarnya penemuan goa tengkorak suku Mekongga ini sudah sejak lama diketahui oleh penduduk sekitarnya, tapi penduduk cenderung lebih suka untuk tidak membeberkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar