Kalo di Jogja ada jalan Malioboro maka di Kediri ada Jalan
Doho. Di kanan kirinya terdapat berbagai toko-toko mulai fashion, sandang
papan, obat, sepatu, elektronik dsb.
Di Jogja terkenal dengan gudeg-nya kalo di kediri sebenarnya ada
banyak kuliner khas tapi yang adanya di Jalan Dhoho saat malam hari adalah
pecel-tumpang ini. Hehe.. di Malioboro gudeg-nya gak hanya di malam hari ya,,
haha. Tapi kalo pecel-tumpang di Jalan Dhoho gitu, hanya di malam hari. Hehehe...
Para
penjual pecel tumpang pun tidak memiliki bedak. Mereka menggelar dagangannya di
depan pertokoan dengan bermodalkan pikulan dan tempat seadanya. Walaupun tempat
pedagang antara satu dengan lainnya saling berdekatan, namun mereka sama sama
laku dan memiliki penggemar fanatik. Para penikmat pecel tumpang fanatik itu
seringkali datang hanya untuk bersantai dan menikmati makanan khas Kediri ini.
Menu yang disajikan pun beragam, sesuai dengan selera pembeli. Ada yang suka dengan nasi pecel, nasi tumpang maupun nasi campur (campuran antara tumpang dan pecel). Cara penyajian sambal tumpang tak jauh beda dengan cara penyajian sambal pecel, yaitu dengan nasi yang di atasnya di beri aneka lalapan atau sayur – mayur yang telah direbus terlebih dahulu lalu disiram dengan sambal tumpang dan diberi peyek sebagai pelengkap, bisa peyek kacang atau peyek teri. Pecel tumpang ini disajikan disajikan di atas pincuk yang terbuat dari daun pisang. Anda bisa menggunakan sendok yang disediakan atau muluk pakai tangan. Jika anda muluk anda tinggal minta kobokan untuk cuci tangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar